EKSKLUSIF Kim Jeffrey Kurniawan: Saya Siap Jadi WNI

Posted by Suporter Cyber Garis Keras on 05.39

Nama Lengkap: Kim Jeffrey Kurniawan
Tempat Lahir: Mühlacker (sebuah kota kecil dekat Stuttgart)
Tanggal Lahir: 23 Maret 1990
Tinggi Badan: 167 cm
Berat Badan: 60 kg
Nama Ibu Kandung: Uschi Kurniawan
Nama Ayah Kandung: Petrus Kurniawan

PENGANTAR REDAKSI

Dia adalah Kim Jeffrey Kurniawan, pemain berusia 20 tahun yang saat ini memperkuat FC Heidelsheim, sebuah klub yang berkompetisi di Verbandsliga Nordbaden Jerman (satu level di bawah divisi 3 Bundesliga).

Memang, klubnya saat ini bukanlah raksasa seperti Bayern München. Tapi sebagai lulusan Karlsruher SC, setidaknya Kim merasakan betapa ketatnya persaingan di sebuah negara yang pernah tiga kali juara dunia.

Postur tubuhnya tak jauh beda dengan seorang Lionel Messi. Kim memegang paspor Jerman, karena sejak lahir ia terus berdomisili di negeri sang ibunda. Di sana, ia mungkin tak banyak mengenal tentang negara kelahiran ayahnya, terutama tentang sepakbola Indonesia. Maklum saja, Indonesia belum cukup berprestasi di kancah dunia untuk bisa dikenal banyak orang di Barat.

Meski demikian, sejarah kakeknya yang bernama Kwee Hong Sing akan selalu melekat di dalam hati Kim. Ternyata, sang kakek pernah membela Persija Jakarta dan juga tim nasional Indonesia di era 1950-an. Kala itu, Indonesia ditangani seorang pelatih asal Yugoslavia, Antun Pogacnik.

Di bawah asuhan Pogacnik, timnas lumayan bersinar. Beberapa hal yang perlu dicatat adalah kesuksesan Indonesia meraih medali perunggu Asian Games 1958, nyaris mengungguli Uni Soviet yang diperkuat Lev Yashin di Olimpiade 1956, menundukkan Cina di Kualifikasi Piala Dunia 1958, dan menjuarai Piala Merdeka 1961 dan 1962 di Malaysia. Selain itu, Kwee Hong Sing juga mencicipi beberapa gelar bersama Persija.

Apakah Kim ingin mengikuti jejak kakeknya? Bagaimana sikap Kim apabila dipanggil pelatih timnas Alfred Riedl? Simak sendiri petikan wawancara eksklusif pemimpin redaksi GOAL.com Bima Prameswara Said dengan Kim Jeffrey Kurniawan.

GOAL.com: Bisa Anda jelaskan sedikit tentang perjalanan karier Anda sejauh ini?

Kim Jeffrey Kurniawan (KJK): Saya mulai bermain di usia 5 tahun, di kampung saya yang bernama Knittlingen. Ayah saya melihat bakat saya dan membawa saya bermain di akademi sepakbola. Dari situ, seorang pelatih Karlsruher SC melihat saya dan bertanya apakah saya ingin bergabung dengan tim mereka. Jadi di usia 6 tahun saya bermain untuk Karlsruher SC, selalu di liga tertinggi. Pada dua tahun terakhir tingkat remaja, saya bermain di level remaja Bundesliga, melawan tim remaja lainnya seperti Bayern Munich, VFB Stuttgart, Mainz 05, Eintracht Frankfurt, 1899 Hoffenheim, SC Freiburg, dan lain-lain.

GOAL.com: Apa yang membuat Anda pindah dari Karlsruher SC U-19 ke Spvgg. FC 07 Heidelsheim?

KJK: Pada tahun terakhir tingkat remaja, saya mengalami cedera parah. Tulang rawan robek sehingga diperlukan operasi besar. Akibatnya, saya terpaksa istirahat selama enam bulan tanpa sepakbola. Ini merupakan masa yang paling sulit dalam kehidupan saya. Dan saya harus berlatih sangat keras, semuanya butuh waktu dan itulah sebabnya saya memutuskan untuk bermain sepakbola dalam sebuah tim yang bisa menerima saya sebagai bagian penting dari tim dengan tanggungjawab yang besar. Saya tidak pernah menyesali langkah ini, karena saya mampu masuk skuad inti, tak pernah absen lagi dan saya senang bermain dalam tim ini.

GOAL.com: FC Heidelsheim adalah klub Verbandsliga Nordbaden. Bagaimana tingkat sepakbolanya dalam liga itu? Bisakah Anda menjelaskan level persaingannya?

KJK: Pokoknya persaingan sangat menguras fisik di tingkat yang tinggi.

GOAL.com: Tim Anda meraih posisi ketiga di klasemen akhir. Apakah dengan prestasi seperti itu, tim Anda melangkah ke divisi 3 Bundesliga?

KJK: Sayangnya kami kalah 2-0 melawan tim yang berada di puncak klasemen, Neckarelz. Jadi kami tak bisa meraih peringkat pertama. Kami memenangkan pertandingan terakhir dengan skor 2-0 atas SV Waldhof Mannheim. Tapi musuh terdekat kami, FC Germania Friedrichstal bermain imbang 0-0. Karena mereka unggul dalam selisih gol, mereka mendapat peringkat kedua, dan kami di posisi tiga. Sayangnya, hanya dua tim teratas yang berhak melaju ke level berikutnya. Saya berharap musim depan kami meraih posisi puncak.

GOAL.com: Anda biasa bermain di lini tengah. Kadang-kadang di sayap kiri atau kanan. Tapi, posisi mana yang paling cocok buat Anda?

KJK: Ya, saya pemain yang fleksibel. Saya bisa bermain di posisi manapun kecuali penjaga gawang dan bek tengah [tersenyum]. Dalam tim saya, saat ini saya lebih banyak ditempatkan di posisi bek kiri, meskipun posisi standar buat saya adalah gelandang, dan favorit saya gelandang tengah. Tapi saya seorang team player jadi saya bermain di posisi yang paling bisa mendukung tim saya.

GOAL.com: Apakah Anda lebih suka menembak dengan kaki kiri atau kaki kanan?

KJK: Saya bisa menembak dengan kaki kiri maupun kanan. Di level remaja di Karlsruher SC, kami selalu diajarkan untuk terbiasa mengumpan dengan kaki kiri maupun kaki kanan.

GOAL.com: Kakek Anda, Kwee Hong Sing, pernah bermain untuk Persija maupun tim nasional Indonesia. Bagaimana pengaruhnya terhadap kehidupan sepakbola Anda?

KJK: Sepertinya saya mewarisi kualitas sepakbola kakek, dan saya sangat senang dengan hal ini. Sayangnya, tidak setiap tahun saya bisa bertemu kakek karena beliau tinggalnya di Indonesia, sedangkan saya di Jerman, tapi ketika kakek datang, kami bermain sepakbola bersama. Saya tak pernah menyaksikannya bermain bola karena saya masih terlalu muda, tapi ayah saya cerita kalau kakek adalah pemain yang hebat. Saya senang punya kakek yang pernah memperkuat tim nasional Indonesia.

GOAL.com: Anda saat ini memegang paspor Jerman. Apakah Anda akan mengubah kewarganegaraan Anda apabila dipanggil ke tim nasional Indonesia?

KJK: Ya, itu benar saya warganegara Jerman tapi kalau saya dipanggil untuk membela Indonesia, saya akan mengganti status kewarganegaraan saya menjadi warga negara Indonesia. Mungkin bisa memilih dua-duanya, paspor Jerman maupun Indonesia akan fantastis. Tapi saya tidak tahu tentang peraturannya. Saya pernah dengar pemerintah Indonesia tidak menginginkan dua kewarganegaraan tapi mungkin saja hal ini bisa menjadi pengecualian karena sepakbola jadi saya bisa memegang dua paspor.

GOAL.com: Mungkin suatu saat pelatih baru Indonesia Alfred Riedl ingin memantau Anda dari dekat, tapi Anda tidak dijamin sebuah tempat di dalam skuad timnas hanya karena Anda bermain di Jerman. Apakah Anda siap bersaing dan membuktikan kualitas Anda untuk meraih sebuah posisi di timnas Indonesia?

KJK: Saya pikir tidak adil jika dia menjamin saya sebuah tempat di tim nasional hanya karena saya bermain di Jerman. Lagi pula, saya tidak menginginkan hal seperti itu. Saya ingin pantas mendapatkannya. Itulah sebabnya saya ingin menunjukkan kemampuan saya dan kualitas yang saya miliki, dan tentunya kepada semua fans sepakbola Indonesia. Dan saya akan sangat senang untuk diberi kesempatan seperti ini untuk menunjukkan kemampuan saya dalam sebuah pertandingan di Indonesia. Saya bersedia diundang untuk bertanding di Indonesia.


GOAL.com: Bagaimana perasaan Anda jika Alfred Riedl menganggap Anda tidak memenuhi syarat untuk masuk timnas?

KJK: Tentunya saya akan kecewa kalau dia mengatakan saya tidak cukup bagus tapi saya pikir saya masih muda dan masih ada kesempatan lagi untuk berkembang. Saya berlatih setiap hari dan usia 20 tahun saya pikir mungkin belum waktu yang terbaik. Mungkin saya bisa bertambah baik sehingga dia dapat mengubah persepsinya. Tentunya saya akan berjuang keras demi mencapai impian bermain dalam tim nasional Indonesia.

GOAL.com: Seberapa banyak yang Anda tahu tentang sepakbola Indonesia saat ini?

KJK: Jujur saja, saya tidak tahu banyak tentang sepakbola Indonesia, tapi saya dengar dari banyak pendapat orang bahwa sepakbola di Indonesia tidak sukses. Menurut saya, Indonesia adalah negara yang indah, saya mencintainya, tapi saya pikir sepakbolanya harus lebih sukses. Alangkah baiknya untuk melihat Indonesia juara dunia. Saya pikir ada potensi besar dan akan menjadi suatu kehormatan bagi saya untuk membantu.

GOAL.com: Sepanjang musim ini, Anda mencetak dua gol. Bisa dijelaskan bagaimana Anda menciptakan dua gol itu?

KJK: Ya, betul. Saya mencetak dua gol. Gol pertama tercipta dalam pertandingan melawan FC Germania Friedrichstal. Saya mendapat bola 30 meter dari gawang. Saya tidak melihat rekan tim yang kosong, jadi saya menggiring bola sendiri, mengecoh tiga pemain lawan dan menembak bola di atas kiper dan terjadilah sebuah gol. Sedangkan gol kedua terjadi melawan SV Waldhof Mannheim. Saya mendapat umpan dari seorang rekan, mengontrol bola dengan dada, 20 meter di hadapan gawang, mengecoh pemain lawan dan melepaskan tendangan voli dan gol.

GOAL.com: Apakah Anda siap untuk tinggal di Indonesia pada masa mendatang?

KJK: Tentu saja, saya selalu bermimpi untuk tinggal di Indonesia. Rencana saya adalah menyelesaikan studi di Jerman, yang akan berakhir tiga tahun lagi, dan apabila memungkinkan saya ingin bermain sepakbola di Indonesia. Saya akan mempertimbangkan untuk pindah ke Indonesia.


TAHUKAH ANDA?

  • Neneknya Kim berasal dari Bandung, sedangkan kakeknya dari Kudus.
  • Klub favorit Kim adalah FC Barcelona dan Bayern Munich.

  • "Di luar negeri, favorit saya adalah FC Barcelona, karena menurut saya, mereka memainkan sepakbola terbaik di seluruh dunia. Saya suka cara mereka bermain, dengan menerapkan umpan-umpan pendek dengan teknik tingkat tinggi. Kemudian klub favorit saya di Jerman adalah Bayern Munich."
  • Pemain favorit Kim adalah Xavi Hernandez, Cesc Fabregas dan Lionel Messi.

  • "Mereka semua adalah pemain dengan teknik tinggi, mempunyai visi dan mampu mengendalikan pertandingan. Selain itu, cara mereka mengolah bola dan mengumpan sangat cemerlang, dan mereka juga bagus secara defensif [Xavi dan Fabregas]."
  • Makanan favorit Kim adalah salad dengan campuran dada ayam.

  • "Sedangkan makanan favorit saya dari Indonesia adalah bakmi goreng." [tersenyum]
  • Selain sepakbola, Kim sedang mengambil kuliah jurusan bisnis di Pforzheim.

  • "Ini akan menghabiskan waktu tiga tahun lagi dan saya akan mendapatkan ijazah. Selain itu, saya senang bergaul dengan teman-teman saya dan juga mencintai musik. Favorit saya adalah musik aliran R&B dan soul."
  • Kim sudah ke Indonesia sebanyak tiga kali (tahun 2001, 2007, dan 2009).

  • "Semua saudara dari ayah tinggalnya di Indonesia, jadi kami sering mengunjungi mereka. Selain itu, kami berlibur ke Bali yang menurut saya adalah tempat terindah di dunia. Terdapat beberapa pengalaman penting di sana, karena kehidupan di Jerman sangat berbeda dengan gaya hidup di Indonesia. Semua orang sangat baik dan bersahabat di Indonesia, dan hal seperti ini sangat menyenangkan.
  • Bersama Karlsruher SC, Kim pernah mencicipi gelar Sauerland Cup, sebuah kejuaraan handball di Jerman.

Cedera Konyol Para Pemain Bola

Posted by Suporter Cyber Garis Keras on 05.14

Cedera memang bisa datang kapan saja, tak kenal tempat dan waktu. Untuk para atlet seperti para pemain sepak bola, cedera umumnya dialami di kala bertanding di atas lapangan.

Adalah hal yang tidak lazim jika cedera mereka - terutama jika itu sampai menghambat mereka untuk bermain - terjadi di luar lapangan, apa lagi jika hal itu disebabkan tingkah konyol mereka sendiri.

Yang terbaru: kiper Aberdeen, James Langfeld menumpahkan air mendidih di atas kakinya kala membuat kopi dalam bis tim - cedera yang membuatnya bakal absen membela klub untuk dua atau tiga pekan ke depan.

Berikut kumpulan peristiwa konyol yang pernah menyebabkan para pemain sepak bola mengalami cedera:


Kirk Broadfoot
Bek Glasgow Rangers ini menderita luka bakar yang membutuhkan penanganan rumah sakit. Penyebabnya: telur! Broadfoot tengah memeriksa dua butir telur yang ia masukkan ke dalam microwave ketika salah satunya pecah dan menyemprotkan air panas ke wajahnya.


Richard Wright
Kiper Everton ini gagal memperkuat timnya di pertandingan ulangan babak keempat Piala FA melawan Chelsea ketika ia mengabaikan peringatan agar tak berlatih di mulut gawang dan akhirnya ia pun terjatuh. Akibat yang diterima: engkelnya terkilir!


Rio Ferdinand
Semasa berkiprah di Leeds United, bek timnas Inggris ini pernah menderita kejang lutut setelah ia menonton televisi sembari meletakkan kakinya terlalu lama di atas coffee table.


Dave Beasant
Mantan kiper Wimbledon ini harus absen selama dua bulan di tahun 1993 silam setelah ia menjatuhkan sebotol krim salad di atas kakinya. Insiden itu melukai otot tendon di ibu jari kakinya.


Santiago Canizares
Kiper yang pernah memperkuat timnas Spanyol ini terpaksa melewatkan putaran final Piala Dunia 2002 setelah ia secara tak sengaja memecahkan sebotol aftershave di kamar mandi hotel. Keping pecahan botol tersebut jatuh di kakinya dan melukai otot tendon ibu jari kaki.


Michael Stensgaard
Penjaga gawang Denmark ini dipaksa pensiun lebih dini karena mengalami cedera pada bahunya setelah ia mencoba sebuah melipat papan setrika.


Liam Lawrence
Gelandang Stoke City terjatuh dari tangga dan menderita cedera pada engkelnya setelah ia tersandung anjingnya sendiri.


Robbie Keane
Penyerang Tottenham Hotspur asal Republik Irlandia ini pernah mengalami kerusakan pada tulang rawan lututnya setelah ia mengulurkan kaki untuk mengambil remote control televisi kala masih membela Wolverhampton Wanderers di tahun 1998.


David Seaman
Mantan kiper legendaris Arsenal ini menderita kejang otot punggung ketika ia mencoba merekam acara opera sabun di televisi Inggris, Coronation Street.


David Batty
Mantan gelandang timnas Inggris ini mengalami cedera pada otot tendon achilles ketika sang putra melindas kakinya dengan sepeda roda tiga.

"Ini Sepakbola Indonesia, Bung"

Posted by Suporter Cyber Garis Keras on 06.45

Kejadian unik pada laga puncak Piala Indonesia di Stadion Manahan Solo Minggu malam lalu, mau tidak mau memunculkan kontroversi. Penyebabnya adalah pada saat Kapolda Jawa Tengah Inspektur Jendral Alex Bambang Riatmodjo menilai wasit terbaik Indonesia Jimmy Napitupulu gagal menjalankan tugasnya dengan adil, sehingga untuk menjaga keamanan, Sang Pengadil harus diganti.

Banyak pihak telah mengungkapkan pendapat terkait kejadian yang dapat dimaknai sebagai 'intervention rules of game' sepakbola itu. Termasuk diantaranya pertimbangan dari Alex Bambang dan PSSI, serta beberapa pihak yang terkait dengan pertandingan yang berakhir antiklimaks tersebut.

Lalu bagaimana pendapat arus bawah, masyarakat pecinta sepak bola Indonesia? Dari detik forum dikutip beberapa pendapat terkait kejadian di Manahan malam itu. Ada yang serius, ada pula yang mengomentari secara sinis bahkan lucu. Yang jelas tulisan ini bukan dimaksud untuk mengarahkan tudingan ke salah satu pihak saja, karena keruwetan sepak bola Indonesia telah lama menjelma benang kusut sehingga susah harus diurai dari mana.

Salah satu pencinta sepak bola menulis, "Yaaah,... cermin sepak bola Indonesia yang lebay, prestasi nol tapi banyak gaya, banyak pihak ikut campur. Banyak kepentingan, banyak aturan dan banyak juga yang dilanggar banyak pendukungnya, tapi gak ngerti apa tujuan nonton bola. Mau melegalkan aksi anarkis kali. Banyak fasilitas sepakbola tapi kualitas nol besar. Jaya terus Jimmy Napitupulu."

Lalu seorang yang lain menulis, "PARAH!!! Inilah wajah persepakbolaan negeri kita yang amburadul. Polisi bisa ganti wasit. Pemain tawuran, fansnya juga tawuran. Memalukan..."

Selain mengomentari kekacauan sepak bola Indonesia, Alex Bambang banyak mendapat sorotan masyarakat yang menulis komentar. Bahkan sambil bercanda beberapa diantaranya menduga Kapolda Jateng itu sebagai Aremania (pendukung Arema).

Diantaranya, "Sampai Irjen (Pol) Alex Bambang T meminta wasit Jimmy Napitulu diganti, padahal sepanjang babak pertama Jimmy telah menjalankan tugas dengan baik. Kalau masalah pemberian kartu merah, sepertinya Pak Alex Aremania, mesti tau mana sepakbola, mana kungfu, kecuali di film yang pernah menyatukan kungfu dengan sepakbola." Lalu ada lagi, "Kapoldanya pendukung Arema nih tampaknya...."

Komentator yang lain mengaku heran dengan kondisi di pertandingan Solo. "Sungguh sangat mengherankan." Komentar tersebut lantas mendapat jawaban penulis lainnya, "Apanya yang harus diherankan? Ini sepakbola Indonesia, Bung."

Semua komentar tersebut sebenarnya menjadi tamparan buat PSSI karena polisi sudah jenuh dan tidak percaya kepada PSSI dalam menangani pertandingan nasional. Kalau PSSI gak berubah akan muncul Alex-alex berikutnya, bahkan bisa jadi suporter sendiri yang nantinya akan mengintervensi pertandingan bola.

Apapun komentar yang telah diungkapkan masyarakat, inilah suara hati yang mungkin mewakili banyak suara arus bawah yang selama ini seperti terabaikan. Sebagai bentuk kecintaan mereka kepada sepakbola Indonesia, seperti yang pernah diungkapkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Kalau tidak ada langkah konkret, sampai lebaran kuda, kita punya sepakbola akan begini terus," ujar Presiden beberapa waktu lalu.

CATATAN Nasional: PSSI Dan Persebaya Setali Tiga Uang

Posted by Suporter Cyber Garis Keras on 06.04

“Sepandai-pandainya Tupai melompat, suatu saat pasti akan jatuh juga”. Begitulah pepatah lawas yang tepat bagi Persebaya Surabaya, terkait dengan masalah kewajiban memainkan tanding ulang kontra Persik Kediri yang dihadapi saat ini.

Hal itu setelah PT Liga Indonesia (Liga) akhirnya menetapkan jadwal tanding ulang yang merupakan lanjutan pertandingan putaran kedua Superliga 2009/10, yang selama ini menjadi kontroversi dan sempat dilanda ketidakpastian waktu maupun tempat.

Oleh badan bentukan PSSI selaku pelaksana regulasi kompetisi sepakbola non amatir di tanah air, kedua tim penghuni papan bawah yang sedang berupaya lolos dari jeratan degradasi musim ini dijadwalkan melakoni laga tersebut di Stadion Brawijaya, Kediri, Kamis (5/8) mendatang.

Polemik berkepanjangan terhadap nasib kedua tim, terutama Persebaya, tampaknya akan segera berakhir. Tim berjuluk "Bajul Ijo" pun akan segera memastikan posisinya, apakah masih bisa tampil di kompetisi kasta tertinggi sepakbola nasional musim ini, atau turun kasta

Jika melihat apa yang diputuskan komisi disiplin [Komdis] dan komisi banding [Komding], jelas kita akan mengerutkan dahi. Bagaimana tidak, dua komisi hukum PSSI itu silang pendapat terkait kasus laga yang gagal dimainkan akibat terkendala dengan perizinan.

Semula, Komdis memutuskan kemenangan walk over [WO] bagi Persebaya, karena Persik yang bertindak sebagai tuan rumah dipastikan gagal menggelar pertandingan. Hal yang sama diberikan kepada Persija Jakarta, yang juga gagal menggelar pertandingan kontra Persiwa Wamena, dengan kasus yang sama.

Tapi belakangan, Komding selaku komisi hukum tertinggi, menganulir putusan Komdis, dengan membatalkan kemenangan WO tersebut dan mewajibkan kedua tim untuk tetap memainkan laga tersebut. Padahal, dalam amar putusan Komdis sudah dijelaskan, jika putusan tersebut tidak bisa dibanding.

Namun PSSI lagi-lagi melakukan inkonsistensi dengan tetap mengetok palu, sehingga kedua tim yang sedang berjuang untuk lolos dari jeratan degradasi ini harus kembali memainkan laga itu. Aneh, tapi itulah sepak terjang otoritas sepakbola nasional dalam menjalankan roda organisasi yang terus diwarnai keputusan kontroversi.

Bagaimana dengan Persebaya, sesuai catatan, selain masalah ulah tidak terpuji oknum suporter fanatiknya yang biasa disapa Bonek alias Bondo Nekat yang diartikan dengan modal nekat, perjalanan Persebaya juga selalu diwarnai kontroversi dalam menapaki kompetisi sepakbola nasional.

Saat menjuarai kompetisi Perserikatan pada 1988 misalnya, tim yang berdiri 18 April 1927 ini pernah memainkan pertandingan yang terkenal dengan istilah 'sepakbola gajah', karena mengalah kepada Persipura Jayapura 12-0. Hal ini dilakukan untuk menyingkirkan rival berat mereka kala itu PSIS Semarang. Taktik ini membawa hasil, dan Persebaya sukses menjadi juara.

Pada kompetisi Liga Indonesia 2002, Persebaya melakukan aksi mogok tanding saat menghadapi PKT Bontang yang berujung pada skorsing pengurangan nilai. Kejadian tersebut menjadi salah satu penyebab terdegradasinya Persebaya ke divisi I.

Tidak cukup sampai di situ, ulah tidak terpuji tim kebanggaan warga Kota Surabaya ini berlanjut tiga tahun kemudian, atau tepatnya pada musim kompetisi 2005 saat menggemparkan publik sepakbola nasional, setelah memutuskan untuk mundur dari babak delapan besar divisi utama.

Lagi-lagi, PSIS Semarang yang menjadi korban karena harus gigit jari bersama PSM, karena keduanya gagal untuk lolos ke babak final.

Akibat dari keputusan mundur tersebut membuat Persebaya diskors 16 bulan tidak boleh mengikuti kompetisi Liga Indonesia. Namun belakangan skorsing akhirnya direvisi menjadi hukuman degradasi ke Divisi I Liga Indonesia.

Dari rangkaian perjalanan Persebaya tersebut, siapakah yang harus disalahkan terkait dengan keputusan kontroversi PSSI yang mewajibkan mereka memainkan laga ulang kontra Persik? Tidak bijak memang jika kita menyalahkan satu pihak.

Sebab, carut marutnya sepakbola nasional yang berimbas pada merosotnya prestasi timnas, bukan pekerjaan bagi PSSI semata. Peran dari klub dan semua pelaku sepakbola nasional untuk melakukan perbaikan sangat besar, sekiranya ingin memperbaiki tatanan sepakbola di tanah air.

Maklum saja karena PSSI tidak akan ada artinya, jika saja tidak mendapat dukungan dari seluruh stakeholder sepakbola nasional.

Sampai Kapanpun Kalian Tetap Pahlawan

Posted by Suporter Cyber Garis Keras on 05.15

SEMARANG- Sebanyak 21 terdakwa kasus penyerangan sporter PSIS Panser Biru terhadap suporter Persijap Jepara, yakni Edy Purnomo alias Kirun dkk akhirnya dijatuhi hukuman penjara selama 6 bulan.

Vonis tersebut dibacakan majelis hakim di Pengadilan Negeri Semarang, Kamis (24/6) kemarin. ”.... menjatuhkan hukuman penjara selama enam bulan potong masa tahanan kepada para terdakwa,” kata Ketua Majelis Hakim, Sindhu Sutrisna didampingi hakim anggota Rusmawati dan Isworo.

Hakim menyatakan para terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindakan pidana yang memenuhi Pasal 170 KUHP. Terdakwa terbukti menyerang rombongan bus Gembira Ria yang berisi suporter Banaspati, Jumat (29/1) pukul 22.30 WIB saat melintas di Jalan Siliwangi Semarang.

Vonis tersebut lebih ringan enam bulan dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum, M Anggidigdo yang menuntut satu tahun penjara. Vonis yang cenderung ringan ini menurut hakim karena mempertimbangkan beberapa hal, yakni terdakwa sopan dan kooperatif selama persidangan, mengakui dan menyesali segala perbuatan serta berjanji tidak akan mengulangi. Selain itu terdakwa juga sudah meminta maaf pada korban dan belum pernah dihukum.

Terisak-isak

Mendengar keputusan hakim, Kirun dkk langsung tertunduk. Kirun bahkan terisak-isak di ruang sidang yang penuh sesak oleh keluarga dan anggota Panser Biru. Meski begitu, para terdakwa menyatakan menerima keputusan hakim, sehingga menutup upaya banding. Sementara JPU menyatakan masih pikir-pikir.

Atas vonis tersebut, berarti sebentar lagi mereka akan bebas. Pasalnya, mereka sudah ditahan oleh kepolisian dan kejaksaan sejak 31 Januari lalu. Para terdakwa tinggal satu bulan lebih seminggu menjalani hukuman.

Usai persidangan, suasana berubah riuh dan haru saat puluhan Panser Biru mengiringkan 21 rekannya menuju mobil polisi yang membawa ke LP Kedungpane. Mereka bernyanyi dan bertepuk tangan layaknya sedang mendukung PSIS di Stadion Jatidiri. Bahkan dua spanduk sempat dibentangkan: ”Sampai Kapanpun Kalian Tetap Pahlawan,” dan ”Panser Biru Satu Nyali Wani”.

Di sisi lain, keluarga terpidana melepas kerabatnya itu dengan peluk, cium dan tetesan air mata. Para terpidana nampak berkaca-kaca, terlebih Kirun yang kembali sesenggukan ketika menyapa dan memeluk satu persatu keluarganya.

Mari Menjadi Suporter Cyber

Posted by Suporter Cyber Garis Keras on 23.50

Jaman sudah semakin canggih. Rasanya baru kemarin kita termangu menyaksikan kehebatan sebuah flashdisk yang bisa menyimpan ribuan data. Namun kini berbagai macam jenis teknologi tinggi telah hadir, bahkan hingga wilayah pribadi kita.Maka tak heran jika kemudian perilaku masyarakat akhir-akhir berubah secara drastis. Dari semula hanya mengandalkan kalkulator sebagai alat hitung, kini berbagai software komputer telah memanjakan para penghitung tadi untuk memudahkan pekerjaannya. Beragam teknologi tinggi yang berbasis digital pun jamak kita temui di sekitar kita. Rasanya tak aneh jika kemudian kita menyebut era ini sebagai era digital.

Lalu apa hubungannya semua itu dengan suporter ? telah jelas bahwa perilaku supporter telah ikut berubah seiring hentakan digitalisasi yang semakin kencang. Penyebabnya adalah kehadiran internet yang semakin merakyat. Melalui internet, wawasan supporter tidak hanya terbatas pada lebarnya daun kelor.

Lalu apa arti internet sebenarnya bagi supporter ? Sebenarnya sama saja jawabannya bila pertanyaan tersebut dilontarkan untuk masyarakat luas. Internet menghubungkan kita dengan banyak hal. Nah, dari kalimat “menghubungkan kita dengan banyak hal” itulah kemudian kita mendapat perbedaannya.

Tidak usahlah kita membicarakan supporter luar negeri yang memang sudah sangat akrab dengan internet. Di negeri kita ini, jika disimak maka akan ada banyak fenomena menarik mengenai hubungan supporter dan internet. Bagaimana kemelekan internet para supporter tidak pernah bisa diimbangi oleh klub-klub sepakbola kita, merupakan hal yang lazim ditemui di Negara kita.

Akibatnya bisa ditebak. Ibarat ember yang tidak lagi mampu menampung air, maka supporter-suporter dunia maya itu kemudian meluber memenuhi ruang-ruang yang seharusnya diisi dan dikelola oleh klub-klub sepakbola. Maka jangan heran apabila kemudian, web atau blog “partikelir” milik supporter maupun kelompok supporter ini jauh lebih atraktif dan menarik daripada situs-situs resmi milik klub sepakbola yang ala kadarnya.

Tidak jauh-jauh, mari kita lihat klub kebangggaan kita PSIS. Kita boleh jengah dengan tampilan psis-fc.com yang itu-itu saja dari waktu kewaktu. Tapi kita juga boleh berbangga saat mengetikkan kata ‘supporter, cyber’ di Google.com kita akan menemukan PCSC di sana .

Ya. PCSC merupakan salah satu komunitas supporter PSIS yang sudah sangat terkenal di dunia maya. Berbasis di Jabodetabek, komunitas ini dengan cepat menyebar ke pelosok negeri.

Lain lagi dengan Snex Cyber. Blog ini pernah membuat heboh komunitas pecinta PSIS dengan tiba-tiba diulas secara mendalam oleh salah satu saluran televisi nasional. Sungguh prestasi yang membanggakan ditengah kesulitan dana yang mendera PSIS kala itu.

Sebuah Shortcut

Apapun bentuk komunitasnya, menjadi seorang supporter cyber tentu memberikan banyak pengalaman. Selain dapat dengan mudah menemukan “saudara sedarah” di pulau seberang, suasana kekeluargaan pun sangat kental terasa manakala terselenggara kopdar atau gathering.

Memang ada anggapan sementara orang yang memandang sinis kelompok supporter ini. Banyak yang mempertanyakan militansi dari supporter cyber ini, karena mereka dianggap hanya kelompok yang sibuk berwacana di dunia maya, tanpa memberikan dukungan nyata saat PSIS bertanding. Namun pada kenyataannya, telah dibuktikan bahwa militansi mereka tidak kalah dengan kelompok supporter lain. Sifatnya yang lintas pulau tersebut justru memberi semangat pada tim PSIS manakala harus melakoni partai tandang yang jauh dari Semarang .

Bagi klub sendiri, kehadiran supporter cyber bisa digunakan sebagai shortcut untuk mendewasakan supporter. Seperti kita ketahui bahwa secara umum hanya sepersekian persen saja supporter PSIS yang memiliki kedewasaan yang tentunya berimbas pada tujuan klub untuk menuju ke arah professional. Membutuhkan pengorbanan luar biasa besar untuk bisa mendewasakan supporter tanpa bantuan teknologi.

Maka seharusnya, klub yang telah menyadari arti penting supporter cyber ini dapat memberikan perhatian dan pengelolaan yang baik. Sang pakar pemasaran Hermawan Kertadjaya menyebutkan bahwa di era sekarang ini antara sebuah perusahaan dan konsumennya harus senantiasa terjalin komunikasi secara interaktif. Maka sudah semestinya klub harus menyediakan sarana komunikasi yang baik untuk supporter komunitas cyber ini.

Maka, sebagai akhir tulisan ini saya berharap bahwa marilah kita bergabung dengan kelompok-kelompok supporter cyber yang ada. Manfaatnya bukan kita pribadi saja yang akan merasakannya, namun juga pada akhirnnya baik klub maupun persepakbolaan nasional secara umum akan bergerak ke arah yang lebih baik. Dengan terbukanya wawasan supporter akan kedewasaan kelompok-kelompok suporter lain baik di dalam maupun luar negeri, diharapkan memberi kemajuan yang signifikan bagi klub kebanggan kita, PSIS.

http://www.pcsc-id.com/

Suka Duka jadi Manager

Posted by Suporter Cyber Garis Keras on 23.38

Menjadi salah satu bagian di management PSIS sebenernya sangat mengasyikkan. Tiba tiba bertambah punya buanyaaak teman dalam komunitas yg luas tanpa batas, dgn satu inspirasi yang sama, yaitu SEPAKBOLA, dan kecintaan kepada PSIS Semarang.
Apalagi aku benar benar 'berdarah biru' mencintai PSIS. Gobyos keringet dan gobyos getihpun, rela kulakukan demi PSIS. Bagian paling asyik adalah saat Ikut mengambil peranan langsung saat merombak dan membongkar pasang tim yg dinilai gagal di putaran ke-1.
Mulai dari menyeleksi pelamar diatas kertas, mengevaluasi pelamar diatas lapangan, nego gaji, menanda-tangani kontrak, sampai mengurus administrasi pemain di BLI. Semua adalah pengalaman baru nan mengasyikkan. Jadi tahu jeroannya sepakbola nasional. Pantas gak bisa maju, uhf ... maksudku pantas belum bisa maju, hehe. Mengurus pemain satu demi satu juga susah susah mudah. Mirip ngemong balita berkumis. Mereka semua butuh didengar, dielus, dan diperhatikan. Dan butuh dimotivasi. Diberi 1 permen jika cetak 3 point. Ada juga yg agak rewel ... Seperti Aaron misalnya. Yg sekarang minggat entah kemana, hehe.
Kalau PSIS menang, semua ikut happy. Gembira. Diberi ucapan selamat. Senang rasanya melihat banyak orang bergembira, dan kita punya setetes andil dalam menciptakan kebahagiaan tersebut.
Tapi jika PSIS gagal menang apalagi kalah, banyak yang mengeritik, dan ada 1-2 org yg misuh misuh lewat sms. Dikirim tengah malam lagi. Hehe .... Aku siy santai aja. Memang cuma pengirim pisuhan itu yg kecewa dan gelo? Seharusnya kami yg merogoh kantong ratusan juta demi PSIS yg berhak lebih kecewa dan frustasi. Tapi tidak kami lakukan. Jika kami selaku management bersikap seperti itu, kasihan dong para pemain ...
Usai laga vs Persita kemarin, kulihat Basile dan Nnengue selalu memegang kepalanya dan berkata, fusiiiiiiing ... fusing. Kasihan melihat mereka frustasi. Lalu kuajak mereka berdua makan malam dgnku di KFC Gelael samping Akpol. Makan burger, ayam, kentang .... Dikerubut puluhan org diajak salaman dan foto bersama, mereka kurang antusias. Wajah mereka yg gelap memancarkan aura kekecewaan. Jadi kenapa mesti mereka dihujat lagi krn gagal memberi kemenangan. Tanpa diapa apain pun mereka sudah merasa TERHUKUM sendiri dalam hati.
Siapa siy yg gak mau MENANG??? Pelatih, pemain, management, dan semua pendukung menginginkan KEMENANGAN ... Tapi inilah sepakbola. Cuma ada 3 kemungkinan; menang, draw, kalah. dan TUHAN yg punya otoritas bagian mana yg akan diberikan pada kita.
Jadi?? Positif thinking ajalah ... Berlatih lebih keras, berdoa, dan mengharapkan sedikit keberuntungan.
Mari kita kerjakan bagian kita masing-masing. Wahai sedulur sedulur ... Ayo kita dukung PSIS kita tercinta. Don't let me walk alone. Perjalanan masih panjaaaang ..

Bang Ari Wibowo

http://www.pcsc-id.com/

The Hottest WAGs,

Posted by Suporter Cyber Garis Keras on 22.50

WAGs (Women and Girlfriends) merujuk pada para istri atau pasangan/pacar para pemain sepakbola. Jadi pemain bola memang rejeki tersendiri karena bisa mendapatkan pasangan yang hot & seksi :mrgreen: Berikut ini beberapa profil singkat dari para WAGs di Piala Dunia 2010 tersebut.
Irina Shayk


Ini pacar barunya Cristiano Ronaldo. Model pakaian renang dan pakaian dalam Armani. Hmm, kok biasa aja ya? Kurang cantik. Tapi ngeliat cewek gak mungkin hanya dari kecantikannya kan. Hehe.. :)

Alex Curran

Fans Inggris yang gatahu siapa dia, keterlaluan. Yup. Alex Curran nih. Salah satu WAGs paling cantik dan seksi di Piala Dunia 2010 ini. Model dan kolumnis, beruntungnya jadi Steven Gerrard. Mereka salah satu pasangan paling populer di Inggris lho. Jauh dari gosip juga..

Carly ZuckerCarly Zucker

Masih seputar Inggris. Kali ini pasangan dari Joe Cole. Gak heran cantik, rajin ngerawat tubuh mungkin karena pekerjaannya adalah sebagai pelatih fitness. Wah mau donk fitness bareng. Hihihi..

Abbey Clancy

Ini ceweknya Peter Crouch. Bused deh, jangkung-jangkung pinter juga nyari ceweknya ya. Sayang pekerjaannya model lingerie. Kasian yang jadi cowoknya. Bodinya si cewek bisa dinikmatin banyak orang. Hahaha :mrgreen:

Sarah Brandner

Tinggi, putih, pirang, cantik, kulitnya mulus pula (lho kok tahu?!). Kurang apalagi nih. Gak heran kalo Bastian Schweinsteiger bisa jatuh hati sama cewek ini. Hampir selalu ada nonton di pinggir lapangan tiap cowoknya maen. Pasangan cocok nih mereka, sama-sama putih. Xixixi..

Sara Carbonero

Cewek Spanyol terkenal seksi-seksi, bodinya kayak gitar. Sama deh kayak ceweknya Iker Casillas ini. Kerjaannya juga oke lho, jadi reporter olahraga. Kalo gak salah ia sempat terpilih jadi reporter paling seksi di dunia versi FHM..

Selain nama-nama diatas sebenarnya masih banyak lagi WAGs lainnya. Cuma capek juga nulisnya. Jadi sementara segini dulu ya.

Jadwal Piala Dunia 2010

Posted by Suporter Cyber Garis Keras on 06.04

Grup A:
11 Juni 2010
21:00 Afrika Selatan v Meksiko, Soccer City, Johannesburg
12 Juni 2010
01:30 Uruguay v Prancis, Cape Town Stadium, Cape Town

17 Juni 2010
01:30 Afrika Selatan v Uruguay, Loftus Versfeld Stadium, Pretoria
17 Juni 2010
18:30 Prancis v Meksiko, Peter Mokaba Stadium, Polokwane

22 Juni 2010
21:00 Meksiko v Uruguay, Royal Bafokeng Stadium, Rustenburg
21:00 Prancis v Afrika Selatan, Free State Stadium, BloemfonteinGrup B:
12 Juni 2010
18:30 Argentina v Nigeria, Ellis Park Stadium, Johannesburg
21:00 Korea Selatan v Yunani, Nelson Mandela Bay Stadium, Port Elizabeth

17 Juni 2010
21:00 Argentina v Korea Selatan, Soccer City, Johannesburg
18 Juni 2010
01:30 Yunani v Nigeria, Free State Stadium, Bloemfontein

23 Juni 2010
01:30 Yunani v Argentina, Peter Mokaba Stadium, Polokwane
01:30 Nigeria v Korea Selatan, Moses Mabhida Stadium, Durban

Grup C:
13 Juni 2010
01:30 Inggris v Amerika Serikat, Royal Bafokeng Stadium, Rustenburg
13 Juni 2010
18:30 Aljazair v Slovenia, Peter Mokaba Stadium, Polokwane

18 Juni 2010
21:00 Inggris v Aljazair, Cape Town Stadium, Cape Town
19 Juni 2010
01:30 Slovenia v Amerika Serikat, Ellis Park Stadium, Johannesburg

23 Juni 2010
21:00 Amerika Serikat v Aljazair, Loftus Versfeld Stadium, Pretoria
21:00 Slovenia v Inggris, Nelson Mandela Bay Stadium, Port Elizabeth

Grup D:
13 Juni 2010
21:00 Jerman v Australia, Moses Mabhida Stadium, Durban
14 Juni 2010
01:30 Serbia v Ghana, Loftus Versfeld Stadium, Pretoria

18 Juni 2010
18:30 Jerman v Serbia, Nelson Mandela Bay Stadium, Port Elizabeth
19 Juni 2010
18:30 Ghana v Australia, Royal Bafokeng Stadium, Rustenburg

24 Juni 2010
01:30 Australia v Serbia, Mbombela Stadium, Nelspruit
01:30 Ghana v Jerman, Soccer City, Johannesburg

Grup E:
14 Juni 2010
18:30 Belanda v Denmark, Soccer City, Johannesburg
21:00 Jepang v Kamerun, Free State Stadium, Bloemfontein

19 Juni 2010
21:00 Belanda v Jepang, Moses Mabhida Stadium, Durban
20 Juni 2010
01:30 Kamerun v Denmark, Loftus Versfeld Stadium, Pretoria

25 Juni 2010
01:30 Denmark v Jepang, Royal Bafokeng Stadium, Rustenburg
01:30 Kamerun v Belanda, Cape Town Stadium, Cape Town

Grup F:
15 Juni 2010
01:30 Italia v Paraguay, Cape Town Stadium, Cape Town
15 Juni 2010
18:30 Selandia Baru v Slowakia, Royal Bafokeng Stadium, Rustenburg

20 Juni 2010
18:30 Italia v Selandia Baru, Mbombela Stadium, Nelspruit
21:00 Slowakia v Paraguay, Free State Stadium, Bloemfontein

24 Juni 2010
21:00 Paraguay v Selandia Baru, Peter Mokaba Stadium, Polokwane
21:00 Slowakia v Italia, Ellis Park Stadium, Johannesburg

Grup G:
15 Juni 2010
21:00 Brasil v Korea Utara, Ellis Park Stadium, Johannesburg
16 Juni 2010
01:30 Pantai Gading v Portugal, Nelson Mandela Bay Stadium, Port Elizabeth

21 Juni 2010
01:30 Brasil v Pantai Gading, Soccer City, Johannesburg
21 Juni 2010
18:30 Portugal v Korea Utara, Cape Town Stadium, Cape Town

25 Juni 2010
21:00 Korea Utara v Pantai Gading, Mbombela Stadium, Nelspruit
21:00 Portugal v Brasil, Moses Mabhida Stadium, Durban

Grup H:
16 Juni 2010
18:30 Spanyol v Swiss, Moses Mabhida Stadium, Durban
21:00 Honduras v Cili, Mbombela Stadium, Nelspruit

21 Juni 2010
21:00 Spanyol v Honduras, Nelson Mandela Bay Stadium, Port Elizabeth
22 Juni 2010
01:30 Cili v Swiss, Ellis Park Stadium, Johannesburg

26 Juni 2010
01:30 Swiss v Honduras, Free State Stadium, Bloemfontein
01:30 Cili v Spanyol, Loftus Versfeld Stadium, Pretoria

16 Besar
26 Juni 2010, 21:00
Juara Grup A v Peringkat Kedua Grup B, Nelson Mandela Bay Stadium, Port Elizabeth (Partai 49)

27 Juni 2010, 01:30
Juara Grup C v Peringkat Kedua Grup D, Royal Bafokeng Stadium, Rustenburg (Partai 50)

27 Juni 2010, 21:00
Juara Grup D v Peringkat Kedua Grup C, Free State Stadium, Bloemfontein (Partai 51)

28 Juni 2010, 01:30
Juara Grup B v Peringkat Kedua Grup A, Soccer City, Johannesburg (Partai 52)

28 Juni 2010, 21:00
Juara Grup E v Peringkat Kedua Grup F, Moses Mabhida Stadium, Durban (Partai 53)

29 Juni 2010, 01:30
Juara Grup G v Peringkat Kedua Grup H, Ellis Park Stadium, Johannesburg (Partai 54)

29 Juni 2010, 21:00
Juara Grup F v Peringkat Kedua Grup E, Loftus Versfeld Stadium, Pretoria (Partai 55)

30 Juni 2010, 01:30
Juara Grup H v Peringkat Kedua Grup G, Cape Town Stadium, Cape Town (Partai 56)

Perempat-Final
2 Juli 2010, 21:00
Pemenang Partai 53 v Pemenang Partai 54, Nelson Mandela Bay Stadium, Port Elizabeth (Partai 57)

3 Juli 2010, 01:30
Pemenang Partai 49 v Pemenang Partai 50, Soccer City, Johannesburg (Partai 58)

3 Juli 2010, 21:00
Pemenang Partai 52 v Pemenang Partai 51, Cape Town Stadium, Cape Town (Partai 59)

4 Juli 2010, 01:30
Pemenang Partai 55 v Pemenang Partai 56, Ellis Park Stadium, Johannesburg (Partai 60)

Semi-final
7 Juli 2010, 01:30
Pemenang Partai 58 v Pemenang Partai 57, Cape Town Stadium, Cape Town (Partai 61)

8 Juli 2010, 01:30
Pemenang Partai 59 v Pemenang Partai 60, Moses Mabhida Stadium, Durban (Partai 62)

Perebutan Juara Ketiga
11 Juli 2010, 01:30
Tim Kalah Partai 61 v Tim Kalah Partai 62, Nelson Mandela Bay Stadium, Port Elizabeth (Partai 63)

Final
12 Juli 2010, 01:30
Pemenang Partai 61 v Pemenang Partai 62, Soccer City, Johannesburg (Partai 64)

PROFIL: Sepuluh Hal Menarik Tentang Firman Utina

Posted by Suporter Cyber Garis Keras on 06.46

Firman Utina adalah pesepakbola profesional asal Manado yang saat ini merumput bersama Pelita Jaya di ajang Superliga 2008/09. Meski hanya memiliki tinggi badan 165 cm, pemain kelahiran 15 Desember 1981 ini cukup handal di lini tengah.

Pergerakannya dipastikan selalu merepotkan barisan pertahanan lawan, yang membuat ia tidak hanya menjadi andalan di timnya. Tapi juga merupakan pilar inti timnas Indonesia. Akselerasi dan daya jelajahnya yang tinggi mengawal lini tengah ini pun sehingga ia menjadi salah satu pemain tidak tergantikan dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan karena penampilannya yang gemilang, ia beberapa kali menyambut predikat pemain terbaik. Salah satunya ia peroleh saat tampil bersama tim "Merah Putih" menghadapi Bahrain di Piala Asia 2007 silam. Tapi sebetulnya masih banyak hal menarik mengenai pemain yang satu ini, sepuluh di antaranya:

10. Memulai karir bermain sepakbolanya di klub Indonesia Muda yang berada di daerah asalnya Manado. Selama beberapa tahun ia ditempa di sekolah sepakbola itu, ia kemudian hijrah ke klub amatir Bina Taruna, setelah usianya melewati batas yang dibolehkan di sekolah sepakbola.

9. Ulet dan terus giat berlatih membuat dia mampu terus memperbaiki penampilannya. Hanya tiga tahun bersama klub amatir tersebut, ia direkrut Persma Junior, salah satu tim semi-profesional yang ada di daerahnya saat itu.

8. Proses masuk ke Persma Junior terbilang unik. Hal itu karena ia tidak melalui mekanisme seleksi layaknya pemain lain. Sebab ia direkrut setelah mampu mencetak 12 gol dalam satu pertandingan pada turnamen klub lokal di Manado. Torehan gol yang cukup banyak dalam satu laga itu sampai ke kuping pelatih Persma Manado saat itu, Benny Dollo.

7. Penasaran dengan sukses salah satu striker lokal yang mampu mencetak gol selusin dalam satu laga, pelatih yang akrab di sapa Bendol tersebut langsung memerintahkan anggotanya menjemput Firman, dan mengajaknya masuk Persma. Pucuk dicinta ulang pun tiba. Tak ragu, ia langsung menerima pinangan untuk bergabung ke Persma.

6. Terus ditempa pelatih Benny Dollo, ia pun menunjukan progres meningkat. Hal tersebut membuat Bendol tidak ragu mengikutkannya di mana pun ia menjadi arsitek tim, sehingga membuat banyak orang menyebut Firman adalah "anak emas" pelatih timnas Indonesia itu.

5. Tekadnya untuk terus menekuni karir bermain sepakbola rupanya tidak perlu diragukan. Itu bisa dilihat dengan keputusannya meninggalkan status pegawai negeri sipil (PNS) Kabupaten Tangerang saat merumput bersama Pendekar Cisade, dan memutuskan hengkang ke Arema Malang, mengikuti jejak pelatih Benny Dollo.

4. Pilihannya meninggalkan Persita Tangerang dan merapat ke Arema Malang serta menanggalkan status PNS rupanya tidak sia-sia. Sebab di klub kebanggaan Aremania itu ia merasakan manisnya mencicipi gelar juara, meski itu hanya turnamen Copa Indonesia.

3. Tidak hanya juara tentunya, ia pun mampu menyabet gelar pemain terbaik di ajang tersebut. Satu penghargaan yang membuat motivasinya untuk terus memperbaiki penampilan. Meski beberapa kali di dera cedera dan mengharuskannya untuk istirahat dari lapangan hijau, penampilannya masih tetap stabil.

2. Setelah pelatih Beny Dollo memutuskan untuk mundur dari kursi pelatih Persita Tangerang, ia pun diprediksi bakal meninggalkan klub tersebut dan kembali mengikut jejak pelatih yang telah menjadikannya sebagai pemain terkenal itu. Sayang karena Bendol direkrut timnas, ia pun banting setir dan merapat ke Pelita Jaya, padahal sejumlah tim papan atas mengicarnya.

1. Meski pernah mengecewakan manajemen Persita Tangerang, tapi dia tetap diterima ketika kembali merapat ke tim tersebut pada awal musim kompetisi 2007 silam. Padahal pada musim 2004, pemain yang memulai debutnya di tim "Merah Putih" sejak 2000 bersama timnas pelajar, pernah memilih menanggalkan statusnya sebagai PNS dan meninggalkan Pendekar Cisadane.

Pemanasan bagi seorang Gelandang

Posted by Suporter Cyber Garis Keras on 06.28

Dibandingkan dengan posisi lain, ada kecenderungan, pemain di posisi gelandang lebih banyak melakukan lari. Rata-rata, di tiap pertandingan, gelandang akan berlari sepanjang 6-8 km.

Nah, lebih dari itu, gelandang dipastikan akan sering melakukan sprint. Karena itu butuh kondisi yang benar-benar siap. Terutama di bagian lutut. Jangan berharap bisa melakukan tugas gelandang dengan baik, jika lutut selalu bermasalah. Banyak sekali jenis pemanasan yang berfungsi menjaga kestabilan lutut. Terpenting cara melakukannya benar. Dan tidak perlu waktu yang lama.

Secara umum, jenis pemanasan untuk gelandang sebenarnya standar. Hanya, dianjurkan ada porsi lebih untuk pelemasan di bagian paha dan betis. Ingat, sering kali gelandang kram atau otot tertarik ketika dia kurang melakukan pemanasan.

Awal pemanasannya sederhana. Bisa saja lari pendek. Jaraknya 15-20 meter. Hanya, tingkat kecepatannya yang diubah-ubah. Pertama sprint kemudian baliknya pelan. Ini bisa dilakukan secara bertahap. Cukup 3-5 kali putaran.

Baru setelah itu dilakukan peregangan. Nah, disini lah, peregangan di bagian paha mutlak diperhatikan. Sebab, disadari atau tidak, otot-otot di bagian ini akan melakukan aktivitas yang luar biasa.

Semarang-njeporo tetep musuh....!!!

Posted by Suporter Cyber Garis Keras on 06.22


Entah sebagai pemicu atau justru puncak dari perselisihan suporter PSIS-Persijap, namun kenangan di Stadion Kamal Junaidi 12 Maret 2006 akan sangat sulit dihilangkan. Aksi massa yang didukung oleh kondisi stadion yang kurang layak menajadikan hari itu terasa mencekam bagi kedua belah kubu suporter.

Hingga kini, permusuhan tersebut masih terasa kental. Saling ejek di dunia nyata, terseret pula ke dunia maya. Beragam forum yang menjadi pendukung salah satu klub, hampir pasti menjadi sasaran tembak bagi pendukung klub lawan. Segala sampah dan tulisan-tulisan buruk bernada menyerang, sudah jamak ditemui.

Melihat kondisi suporter Semarang-Jepara yang demikian panas, sudah barang tentu bentrokan besar jilid III cepat atau lambat pasti terjadi. Apalagi tipe masyarakat pesisir yang terkenal tempramen sangat mendominasi di kedua kota tersebut.

Bukan tidak ada pihak yang mencoba merukunkan kedua kubu suporter ini. Beragam cara sudah dicoba. Bahkan yang terakhir muncul wacana dari salah seorang pemimpin Semarang untuk memerger PSIS dan Persijap. Hal tersebut selain untuk mendamaikan suporter juga agar biaya operasional kedua klub menjadi lebih ringan. Namun hal seperti itu jelas-jelas ditolak oleh suporter yang telah nyata berseberangan secara prinsip.


Saya sendiri beranggapan, adalah lebih baik Semarang-Jepara tetap pada kondisi seperti ini. Saling menyimpan bara dendam. Saling menyerang di berbgai forum. Serta saling ejek saat bertemu. Saya beranggapan dengan begitulah atmosfer sepakbola di Jawa Tengah akan semakin menarik.

Dari permusuhan Semarang-Jepara itulah sebenarnya bisa muncul sesuatu yang bisa dipetik. Di belahan dunia lain pertandingan panas menjadi alat jualan utama dari sebuah liga sepakbola. Semua itu nanti kemabli pada kemampuan otoritas yang berwenang untuk mengelolanya. Partai PSIS-Persijap bisa memiliki nilai jual yang tinggi apabila para stakeholdernya mampu bersikap profesional. Aparat keamanan, kedua pemerintah daerah sampai dedengkot suporter harus mampu bertindak bijaksana agar kemungkinan buruk tidak terjadi.

Nah jika memang kedua kubu suporter tidak bisa disatukan, mengapa harus disatukan ? Yang mungkin kita maksimalkan mungkin adalah sistem dari keamanan laga tersebut. Bukankah sepakbola justru lebih menarik saat drama-drama di luar lapangan kemudian muncul ?

P S I S

Posted by Suporter Cyber Garis Keras on 07.08

Persatuan Sepak Bola Indonesia Semarang atau PSIS Semarang adalah klub sepak bolaSemarang, Indonesia dengan markas Stadion Jatidiri Semarang. Julukan klub ini adalah "Laskar Mahesa Jenar". yang bermarkas di kota

PSIS Semarang adalah klub pertama di Liga Indonesia yang pernah menjadi juara Divisi Utama (1999) dan kemudian terdegradasi ke divisi I pada musim berikutnya (2000). PSIS kemudian berhasil menjuarai kompetisi Divisi I nasional (2001), dan berhak berlaga kembali di kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia. PSIS Semarang juga tercatat sebagai klub ketiga yang pernah menjuarai Liga Perserikatan dan Divisi Utama Liga Indonesia, setelah Persib Bandung dan Persebaya Surabaya.

Sejarah

Sejarah tim sepak bola kota Semarang telah berlangsung sejak lama ketika kota ini masih berada di bawah kekuasaan pemerintah kolonial. Yang pertama tercatat adalah team sepak bola UNION yang berdiri tanggal 2 Juli 1911. UNION sendiri hanyalah sebutan bagi tim dengan nama TionghoaHoa Yoe Hwee Koan. Tim ini mendapatkan hak rechspersoon tahun 1917 dari pemerintah kolonial.

Selanjutnya ada pula tim bernama Comite Kampioens-wedstrijden Tionghoa (CKTH) dengan gedung olahraga di wilayah Seteran. Pada tahun 1926 tim ini berubah nama menjadi Hwa Nan Voetbalbond (HNV). Tercatat klub Hwa Nan ini bahkan telah melakukan pertandingan eksibisi dengan klub luar negeri asal Taiwan, Loh Hua Team Voetbalbond.

Di kalangan pendukung pribumi, perkumpulan yang menonjol adalah Tots Ons Doel (TOD) yang didirikan pada 23 Mei 1928, bermarkas di Tanggul Kalibuntang (sekarang Jl. Dr. Cipto). Dalam perjalanannya Tots Ons Doel berganti nama menjadi PS. Sport Stal Spieren (SSS). PS SSS inilah yang kemudian menjadi cikal bakal PSIS Semarang. Pada tahun 1930 team ini berganti nama menjadi Voetbalbond Indonesia Semarang (VIS) yang berlatih di lapangan Karimata Timur.

Setelah PSSI lahir pada 19 April 1930, Voetbalbond Indonesia Semarang berganti nama penjadi Persatuan Sepak bola Indonesia Semarang (PSIS) yang beranggotakan klub sepak bola Romeo, PSKM, REA, MAS, PKVI, Naga, RIM, RDS dan SSS sendiri. Adapun nama klub SSS kemudian berganti menjadi berbahasa Indonesia, Sport Supaya Sehat, sampai sekarang.

Pada kompetisi tahun 2006 klub ini dilatih Sutan Harhara yang kemudian diberhentikan dan diganti oleh asistennya Bonggo Pribadi.

[sunting] Prestasi

Sejak pertama kali berdiri, PSIS sudah dikenal sebagai tim medioker di kompetisi Perserikatan Indonesia. Kurang maksimalnya dukungan dari Pemda yang (mungkin) mewakili karakteristik warga Semarang yang cenderung menyukai hasil yang didapat secara instan dan cepat puas sehingga prestasi tim ini pun tidak bagus tapi juga tidak bisa dikatakan jelek.

Terbukti PSIS baru bisa mencicipi gelar juara ditahun 1987 dengan mengalahkan Persebaya di final kompetisi perserikatan PSSI dengan skor 1-0 melalui gol tunggal Ribut Waidi. Karena faktor terlalu cepat puas ini (apalagi ditambah keberhasilan punggawanya dalam merebut medali emas SEA GAMES yang pertama kali bagi Indonesia) maka di kompetisi berikutnya PSIS nyaris terjerumus dalam lubang degradasi ditambah dengan "campur tangan" Persebaya yang bermain untuk kalah 12-0 dari Persipura. Untung saja PSIS masih mampu bertahan dan terus bertahan dengan peringkat tim medioker.

Prestasi tertinggi PSIS adalah ketika menjuarai Kompetisi Divisi Utama Perserikatan PSSI tahun 1987 dan Juara Liga Indonesia 1999. Pada musim 2006 PSIS menjadi Runner Up Liga Indonesia dengan keberhasilan mencapai final Liga Indonesia, berhadapan dengan Persik Kediri di Stadion Manahan, Solo dan kalah melalui akhir perpanjangan waktu babak ke dua. Saat ini PSIS Semarang juga berstatus sebagai Runner Up Piala Emas Bang Yos (PEBY) yang terakhir, diadakan di Jakarta akhir tahun 2006.

  • Juara I LI 1987 (masih bernama perserikatan PSSI. vs Persebaya 1-0, Syaiful Amri.)
  • Juara I LI V 1998 ( vs Persebaya 1-0, Tugiyo)
  • Juara I LI Divisi I 2000
  • Juara III LI XII 2005
  • Juara II LI XIII 2006
  • Juara III PEBY 2005
  • Juara II PEBY 2006
  • Juara I Suratin Cup 2004
  • Juara II Suratin Cup 2003

Gejala hooliganisme pada sepakbola

Posted by Suporter Cyber Garis Keras on 06.58

JANGAN salah duga, hooliganisme (hooliganism) tidak hanya terjadi dalam budaya sepakbola di Inggris. Memang, hooligan diidentikkan dengan pendukung kesebelasan dari daratan Eropa itu. Namun, sebenarnya, perilaku hooligan telah cukup mapan juga dalam kultur sepakbola kita. Simaklah kehadiran bonek, yang merupakan singkatan dari bahasa Jawa Timuran, bondho nekat. Hanya dengan membawa bekal kenekatan, keberanian mendukung secara ekstrem kesebelasan kesayangan (Persebaya) dengan gampang bermunculan. Setiap kata bonek disebutkan, serentak dengan itu pula bayangan tentang kekerasan dan kerusuhan pasti berhamburan.

Hooligan, sebagaimana dikemukakan oleh Jonathan Crowther (dalam Oxford Advanced Learner’s Dictionary, 1995: 572), memiliki makna sebagai ”seorang sosok pemuda yang melakukan kekerasan dan membuat keributan dalam wilayah-wilayah publik, biasanya dijalankan dengan sekelompok orang”. Apabila hooligan dilekatkan dalam sepakbola, maka artinya adalah kalangan pendukung yang berperilaku dengan mengerahkan kekerasan selama atau setelah pertandingan sepakbola. Jadi, hooligan berlaku untuk pendukung kesebalasan manapun yang membuat kekacauan.

Pertanyaan yang harus dijawab adalah: Kenapa ada fenomena hooliganisme? Bukankah gejala keributan yang digulirkan hooligan telah menjadi kejadian rutin yang menghiasi setiap pertandingan sepakbola? Berbagai kota yang memiliki tim kesebelasan sepakbola mengidap sindrom hooliganisme. Paling tidak gejala ini dapat dilihat ketika para pendukung sepakbola memenuhi jalan-jalan protokol sebelum dan setelah pertandingan.

Secara bergerombolan, kaum hooligan tersebut dengan naik kendaraan roda dua dan truk terbuka, mengeluarkan sumpah serapah, berteriakteriak, membunyikan tetabuhan, dan meluapkan kegaduhan. Tragisnya, pihak kepolisian hanya mampu mendiamkan atau tidak berbuat apa pun.

Mengalami keterpinggiran
Mengapa, hooliganisme dan watak perilaku ”perbonekan” gampang meledak? Bagi kalangan penganut Marxisme, hooligan merupakan sekelompok masyarakat yang mengalami keterpinggiran dalam struktur sosial. Mereka adalah sekumpulan individu yang dicengkeram kemiskinan secara material, sehingga membentuk suatu kelas sosial secara spesifik yang mudah dibedakan dari individu-individu yang mendiami kelas sosial yang mapan.

Jika mereka yang terpinggirkan ini melakukan kerusuhan, atau setidaknya menciptakan kegaduhan, tidak lebih merupakan ekspresi atau luapan kemarahan yang selama ini sulit untuk menemukan kanal peletupnya.

Penilaian gaya Marxian itu belum mampu menjelaskan secara memadai dari perspektif psikologi massa. Bahkan terdapat kesan melakukan romantisasi terhadap situasi sosial berbasiskan kesenjangan dan pertarungan kelas di dalamnya. Sebab, banyak pula orang-orang yang terpinggirkan dan juga dimiskinkan, namun mereka tidak pernah menciptakan kerusuhan.

Apakah mereka takut dan juga jadi pengecut sehingga tidak memiliki nyali untuk membikin ribut? Ataukah mereka yang memilih membungkam mulut dan membatasi keliaran tubuh sendiri itu terperangkap dalam hegemoni (tatanan yang dianggap normal) dari kelas dominan yang sedang berkuasa?

Jawabannya tidak segampang dengan memberikan uraian dengan berdasarkan perhitungan struktur kelaskelas sosial sejenis itu. Sekalipun hooligan memiliki identitas sebagai sekelompok pendukung dan penggemar fanatis, namun dari perilaku kolektifnya dapat dimasukkan dalam kategori kerumunan (crowd), yakni sekelompok orang yang bersifat temporer yang memberikan reaksi secara bersama- sama pada rangsangan (stimuli) tertentu. Sejumlah karakteristik yang terdapat pada perilaku kerumunan, dan hooligan dapat dimasukkan ke dalamnya, adalah:

Pertama, anonimitas yang bermakna bahwa karena jumlah mereka besar dan bersifat sementara, maka interaksi yang terjadi cenderung melenyapkan individualitas sekalipun mereka saling mengenal pada saat mengalami perjumpaan.

Kedua, impersonalitas yang bermakna bahwa kepribadian mudah lenyap akibat direduksi dalam perilaku kelompok yang menganggap kolektivitas mereka adalah bersifat baik sedangkan pihak lain berwatak sangat buruk. Ketiga, sugestibilitas yang berarti situasi kerumunan pada dasarnya memang tidak terstruktur, sehingga tidak ada pemimpin dan pola-pola perilaku yang dapat dijadikan acuan bagi para anggotanya. Keempat, mudah melakukan penularan atau memberikan pengaruh buruk akibat luapan emosional dari satu anggota kepada anggota lainnya (Paul B Horton dan Chester L Hunt, Sociology, 1964: 404- 407).

Sehingga, dapat diberikan konklusi bahwa hooliganisme adalah keberanian yang tercipta dalam situasi gerombolan. Tidak mungkin segelintir individu yang memiliki personalitas dan identitas diri yang penuh kesadaran gampang diledakkan kegeraman emosionalnya.

Ini belum lagi diperparah dengan perilaku aparat keamanan yang tidak tegas dengan alasan kekurangan jumlah personel. Kalau tidak demikian, sebaliknya, aparat keamanan melakukan tindakan pengamanan berlebihan (eksesif), yang justru mengarah pada sebentuk penganiayaan. Eskalasi kemarahan dari pelaku hooliganisme pun semakin mendaki ke titik perpuncakan.

Dimensi relijius
Apabila dievaluasi dalam perspektif olahraga, kemunculan hooliganisme juga akibat dunia olahraga, terutama sepakbola, juga memiliki dimensidimensi relijius. Gejala ini dikemukakan Varda Burstyn pada esainya yang berjudul ”Sport as Secular Sacrament” (dalam D Stanley Eitzen [ed.], Sport in Contemporary Society, 2001: 10-19). Menurut Burstyn, budaya olahraga melibatkan interaksi di antara dua level pengalaman berbeda yang saling berkaitan erat.

Pertama, pengalaman personaleksistensial dari para olahragawan yang sedang terlibat dalam perlombaan. Kedua, pengalaman simbolikideologis dari orang-orang yang posisinya berada di luar arena pertandingan. Jalinan yang terbentuk adalah kenikmatan dan kedukaan yang dialami khalayak merupakan identifikasi mereka terhadap apa yang dialami olahragawan. Dalam momentum demikian, mudah mencuat pula apa yang disebut dengan ”kesukacitaan karena kemenangan, dan kepedihan akibat kekalahan”.

Dimensi relijius yang lebih menampakkan watak sekular itu jelas sekali terlihat dalam dunia persepakbolaan kita, yakni: Pertama, kalangan pemain sepakbola telah dijadikan simbol yang mampu menyalurkan aspirasi yang selama ini diredam dan tidak mampu disampaikan dalam domain sosial.

Kedua, pemain sepakbola dan kesebelasan yang diidolakan diposisikan sebagai peletup yang mampu meluapkan hasrat personal yang tidak dapat ditemukan dalam sosok-sosok lainnya dalam dunia kekuasaan dan kemasyarakatan. Apalagi dunia perpolitikan yang memberikan banyak janji tentang perbaikan sosial dan peningkatan taraf ekonomi, ternyata, penuh kebohongan dan sangat mengecewakan.

Tidak perlu heran dan mengalami ketercengangan yang berkepanjangan, jika kesebelasan kesayangan yang didukung mengalami kemenangan, para supporters (pendukung) itu pun berlonjak-lonjak kegirangan dan dengan cepat menciptakan kegaduhan. Sebaliknya, jika kekalahan yang harus menimpa kesebelasan tercinta, kerusuhan pun mudah merebak bagaikan amuk gelombang yang sulit dihentikan.

Peristiwa-peristiwa ini semakin diartikulasikan secara mendalam oleh penamaan yang diberikan para supporter sepakbola terhadap diri mereka sendiri dalam mendukung kesebelasan masing-masing kota yang terkesan ”sangar”, dan bahkan ”menakutkan”.

Simaklah, sebagai contoh konkret, kehadiran Laskar Pasopati untuk pendukung Persis Solo, Laskar Kalinyamat untuk supporter Persijap Jepara, Panser Biru bagi penggemar PSIS Semarang, dan The Viking untuk Persib Bandung. Bukankah penamaan laskar-laskar semacam itu sedari awal telah memberikan kesan yang bercorak militeristik dan siap untuk berperang?

Kesumpekan sosial yang selama ini menerkam dan menindas para penggemar fanatis sepakbola begitu mudah diluapkan ketika mereka menyaksikan sosok-sosok pemain yang diidolakan tampil di lapangan hijau.

Syair lagu dan hentakan tetabuhan tidak mampu meredam keberingasan, namun justru semakin memicu adrenalin kemarahan untuk mendapatkan target ledakan. Semua ini terjadi akibat kemiskinan dan masa depan yang penuh ketidakpastian menjadi hantu yang sulit dienyahkan. Akhirnya, sepakbola dijadikan sebagai sarana pelampiasankemarahan. Itulah gejala hooliganisme yang telah menjadi bagian integral kultur persepakbolaan kita

Rekayasa PSSI Bangsat........!!!!!!!!!

Posted by Suporter Cyber Garis Keras on 06.22

Batu (beritajatim.com) - Rencana PSSI untuk menghancurkan Persebaya Surabaya akhirnya terbongkar. Ketua Pengprov PSSI Jatim, Haruna Soemitro mengaku mendapat mandat dari Ketua PSSI, Nurdin Halid untuk mendegradasikan tim yang identik dengan warna hijau ini.

Seperti yang diutarakan manajer Persebaya, Saleh Ismail Mukadar, Kamis (3/6/2010) siang ini, dirinya dipertemukan dengan Haruna. Sebagai mediator bertemunya kedua tokoh itu adalah Wakil Gubenur Jatim, Syaifullah Yusuf dan mantan Kepala Kadin Jatim, Erlangga Satriagung.

Pertemuan Saleh dan Haruna dilakukan di kediaman Walikota Batu, Edy Rumpoko, Rabu (2/6/2010) tadi malam. Dalam pertemuan itu, menurut Saleh, Haruna akhirnya mengaku jika dia mendapat perintah dari Nurdin untuk menghancurkan Bajul Ijo.

''Sebenarnya Pak Haruna pribadi tidak ada masalah dengan saya. Begitu juga sebaliknya. Tapi dia didesak oleh Nurdin untuk menyingkirkan saya, dengan cara apa saja,'' beber Saleh kepada wartawan.

Karena perintah itu kemudian Haruna mulai bertindak, salah satunya adalah dengan membekukan Pengcab PSSI Surabaya dan mencekal Saleh selama dua tahun tidak boleh berkiprah di sepakbola.

Selain itu, kasus bandingnya Persik Kediri juga menjadi salah satu cara menyingkirkan Persebaya dari Superliga.

''Kalau Persebaya degradasi, lalu saya akan didemo dan diturunkan dari Persebaya. Nah itulah skenarionya, karena sebenarnya target mereka adalah menyingkirkan saya,'' ungkap Saleh.

Meski tidak bisa memastikan apakah pernyataan itu jujur dari hati nurani Haruna, tapi ia cukup yakin. Apalagi Haruna dikenal dekat dengan PSSI Jatim. Sedangkan di permukaan, Saleh tidak cocok dengan Haruna. ''Itu pernyataan spontan. Sudah pasti pernyataan ini akan dibantah PSSI,'' lanjut Saleh.

Saleh melanjutkan. ''Target mereka adalah saya. Kalau mereka punya sedikit Nurani, jangan menghancurkan Persebaya. Hukum saya selamanya pun tidak masalah, asal jangan Persebaya,'' tutupnya

PSIS vs Suporter Cyber

Posted by Suporter Cyber Garis Keras on 21.13

Semangat, kepercayaan diri dan naluri berkompetisi mantan pemain PSIS Semarang akan kembali digugah. Salah satunya lewat pertandingan uji coba yang siap digelar dalam waktu dekat. Beberapa tim sudah dihubungi.

Untuk mempersiapkan pemain menghadapi latih tanding tersebut, Idrus Gunawan cs terus dimatangkan kerja sama dan cara bermainnya. Mereka memperbanyak game pada setiap latihan seperti yang terlihat pada sore kemarin di Stadion Citarum.

”Dengan melakukan pertandingan seperti saat kompetisi, diharapkan bisa mengembalikan kembali semangat mereka. Saat ini mereka memang jarang melakukan pertandingan bersama-sama dalam sebuah tim sehingga sentuhan dan kerja samanya sedikit hilang. Itu perlu dikembalikan lagi,” kata penggagas latihan bersama dr Erwin Tunggal S yang membiayai latihan tersebut.

Dalam latihan sore kemarin, para mantan pemain PSIS melakukan game dua kali 45 menit. Meski hanya game, mereka tetap serius dan fight. Pada latihan tersebut, bukan cuma mantan pemain PSIS musim lalu saja yang ikut, melainkan pemain yang beberapa tahun lalu membela tim Mahesa Jenar.
Gustavo Chena Kebanyakan dari mereka adalah pemain lokal Kota Semarang seperti Yusuf Sutan Mudo dan Eko Prasetyo. Satu pemain asing yang kembali terlihat ikut meramaikan latihan bersama tersebut adalah Gustavo Chena. Latihan ini untuk kali kedua diikuti pemain asal Argentina ini.

Erwin mengaku sudah melakukan pembicaraan dengan para mantan manajemen PSIS untuk meminta masukkan mengenai latihan bersama ini. ”Mereka juga siap membantu mencarikan lawan tanding untuk anak-anak Semarang,” tambahnya.

Meski bersifat tidak mengikat, Budiharjo yang memimpin latihan tetap membuat catatan performa tiap pemain. Hal itu untuk melihat perkembangan para pemain. Harus ada evaluasi agar latihan yang berkelanjutan memiliki program yang bisa membantu meningkatkan performa para pemain.

Rencananya pada Jumat (28/5) pagi, Idrus Gunawan dkk akan melakukan laga uji coba bersama dengan para suporter Cyber PSIS. Laga ini bertujuan untuk mendekatkan diri antara suporter dan pemain-pemain muda potensial Kota Semarang.

Mewarisi Kesaktian Mahesa Jenar

Posted by Suporter Cyber Garis Keras on 21.12

SELAMA ini PSIS dijuluki “Mahesa Jenar”. Tetapi generasi terkini belum paham siapa sebenarnya tokoh ngedap-ngedapi ini. Berikut rangkuman mengenai dirinya. Mahesa Jenar adalah tokoh utama dalam cerita Nagasasra dan Sabukinten karya SH Mintardja. Cerita yang populer pada 1960 ini mengisahkan tentang sosok mantan prajurit Kasultanan Demak dalam upaya mencari pusaka kerajaan, yakni keris Nagasasra dan Sabukinten.

Ia dikenal pula sebagai Senapati Rangga Tohjaya. Gelar itu didapatnya saat masih menjabat sebagai salah satu prajurit pilihan Kerajaan Demak. Mahesa Jenar berasal dari Kadipaten Pandan Arang (Semarang) dan murid dari Ki Ageng Pengging Sepuh alias Pangeran Handayaningrat, putra dari Prabu Brawijaya kelima.

Dalam perantauannya, ia juga dikenal sebagai Manahan. Nama itu dipakainya saat melarikan diri dari kejaran Laskar Banyubiru demi menyelamatkan Arya Salaka, putra sahabatnya, Ki Ageng Gajah Sora.

Mahesa Jenar menguasai Ilmu Sasra Birawa dari perguruan Pengging. Sebelum mendapat bimbingan dari Ki Kebo Kanigara, ilmunya belum seberapa. Tapi setelah itu kesaktiannya meningkat tajam, sehingga disebut sebagai titisan Pangeran Handayaningrat sendiri. Bahkan oleh sebagian kalangan tua, Mahesa Jenar dipandang lebih hebat dari gurunya tersebut.

Ia juga memiliki kelincahan kijang dengan tenaga banteng. Dalam pertarungan, ia menggunakan berbagai senjata. Segala benda di tangannya bisa digunakan sebagai senjata mematikan. Mahesa Jenar juga kebal racun karena di dalam darahnya mengalir bisa ular Gundala Seta yang mampu menetralisasi segala macam racun. Bisa ular Gundala Seta tersebut diperolehnya dari Ki Ageng Sela. Kemampuannya dibuktikan saat mengobati kaki Wirasaba, salah satu sahabatnya.

Kesaktian Mahesa Jenar begitu menakjubkan. Bagaimana kesaktian PSIS di masa mendatang?