![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhe9vfmVMnrJHPY-w-bn3JG23_Htwy5-FaJJyOLAXXBiPJP0KRH9ndmV_0VW5zhxZvGRk__B_glSwQf5icPm7Bpdyqu5IXMMjtK4y3xapaTfmUFQNTiTvs8qes5peufGbrxMkCUJizLVkN0/s200/n167396679063_649.jpg)
Menjadi salah satu bagian di management PSIS sebenernya sangat mengasyikkan. Tiba tiba bertambah punya buanyaaak teman dalam komunitas yg luas tanpa batas, dgn satu inspirasi yang sama, yaitu SEPAKBOLA, dan kecintaan kepada PSIS Semarang.
Apalagi aku benar benar 'berdarah biru' mencintai PSIS. Gobyos keringet dan gobyos getihpun, rela kulakukan demi PSIS. Bagian paling asyik adalah saat Ikut mengambil peranan langsung saat merombak dan membongkar pasang tim yg dinilai gagal di putaran ke-1.
Mulai dari menyeleksi pelamar diatas kertas, mengevaluasi pelamar diatas lapangan, nego gaji, menanda-tangani kontrak, sampai mengurus administrasi pemain di BLI. Semua adalah pengalaman baru nan mengasyikkan. Jadi tahu jeroannya sepakbola nasional. Pantas gak bisa maju, uhf ... maksudku pantas belum bisa maju, hehe. Mengurus pemain satu demi satu juga susah susah mudah. Mirip ngemong balita berkumis. Mereka semua butuh didengar, dielus, dan diperhatikan. Dan butuh dimotivasi. Diberi 1 permen jika cetak 3 point. Ada juga yg agak rewel ... Seperti Aaron misalnya. Yg sekarang minggat entah kemana, hehe.
Kalau PSIS menang, semua ikut happy. Gembira. Diberi ucapan selamat. Senang rasanya melihat banyak orang bergembira, dan kita punya setetes andil dalam menciptakan kebahagiaan tersebut.
Tapi jika PSIS gagal menang apalagi kalah, banyak yang mengeritik, dan ada 1-2 org yg misuh misuh lewat sms. Dikirim tengah malam lagi. Hehe .... Aku siy santai aja. Memang cuma pengirim pisuhan itu yg kecewa dan gelo? Seharusnya kami yg merogoh kantong ratusan juta demi PSIS yg berhak lebih kecewa dan frustasi. Tapi tidak kami lakukan. Jika kami selaku management bersikap seperti itu, kasihan dong para pemain ...
Usai laga vs Persita kemarin, kulihat Basile dan Nnengue selalu memegang kepalanya dan berkata, fusiiiiiiing ... fusing. Kasihan melihat mereka frustasi. Lalu kuajak mereka berdua makan malam dgnku di KFC Gelael samping Akpol.
Makan burger, ayam, kentang .... Dikerubut puluhan org diajak salaman dan foto bersama, mereka kurang antusias. Wajah mereka yg gelap memancarkan aura kekecewaan. Jadi kenapa mesti mereka dihujat lagi krn gagal memberi kemenangan. Tanpa diapa apain pun mereka sudah merasa TERHUKUM sendiri dalam hati.
Siapa siy yg gak mau MENANG??? Pelatih, pemain, management, dan semua pendukung menginginkan KEMENANGAN ... Tapi inilah sepakbola. Cuma ada 3 kemungkinan; menang, draw, kalah. dan TUHAN yg punya otoritas bagian mana yg akan diberikan pada kita.
Jadi?? Positif thinking ajalah ... Berlatih lebih keras, berdoa, dan mengharapkan sedikit keberuntungan.
Mari kita kerjakan bagian kita masing-masing. Wahai sedulur sedulur ... Ayo kita dukung PSIS kita tercinta. Don't let me walk alone. Perjalanan masih panjaaaang ..
Bang Ari Wibowo
http://www.pcsc-id.com/
0 Responses to "Suka Duka jadi Manager"
Leave A Comment :